Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2008

Suatu hari di depan musholla sebuah kantor………

Kenapa kalo udah wudlu, kita gk mau disenggol yg bukan muhrim? Gak mau batal kan wudlunya supaya bisa solat..... Boleh gak kita solat kalo wudlu batal....? Berani gak shalat kalo wudlunya batal? Takut gak sama Allah? Pura-pura gak batal? Takut kan? Yakin solatnya pasti batal dan gak diterima Allah Jadi..................... kalo selain mau solat........... berani gak bersentuhan dengan yg bukan muhrim? Padahal Allah juga marah kalo kita bersentuhan dengan yg bukan muhrim kan? Tapi kok kita masih berani melakukannya? Apa kita gk yakin, kalo Allah akan marah? Apa kita gak takut sama Allah? Emang tau kapan deadline kita bisa buat laporan? Supaya laporan kita di hari akhir nanti tetep bagus? Sekedar renungan aja.............. Trus, dijadiin bahan becandaan lagi di saat-saat detik-detik kita mau Takbir.... Siapa yg sebentar lagi akan kita temui? Dapatkah hati kita khusu' dlm shalat bila hati kita masih lalai di luar shalat? Semoga Allah mengampuni kita ya.. .. Amin

Renungan bagi Suami dan Istri yang ngantor……………

Bukan hal aneh , keluhan tentang penjagaan anak-anak dan asisten rumah tangga saat ini. Kenyataannya istri disuruh bekerja atau si istri yang kepengen / doyan kerja. Mengeluh mencari baby sitter atau asisten rumah tangga bukan main susahnya. Banyak suami merasa tidak senang, tidak puas dengan kurangnya layanan istri kepadanya atau meski suami senang-senang saja mungkin keluarga suami atau bahkan mertua yang merasa anaknya kurang dilayani istrinya. Yang melayani semua keperluan sang suami dan anak-anak adalah pembantu rumah tangga. Bagaimana mau melayani? Pulang kantor …. Udah capek, nih…. Istri pula ada yg cemburu pada pembantu-pembantunya. Padahal dia sendiri yg mau ada pembantu di rumahnya. Ada juga istri yg takut mengambil pembantu / baby sitter. Maka dijemputlah ibunya untuk menjaga anak-anaknya. Dulu kita dijaga ibu. Skarang ibu kembali menjaga anak kita. Sudah hilangkah rasa hormat dan bakti pada ibu? Tegakah? Suami mau, istri taat dan setia. Sementara istri terkadang punya p

Abis Ujian Biasanya Kenaikan Kelas

Kata ”ujian”......... dulu, aku pikir cuma dipake di sekolah atau kampus. Setelah belajar beberapa waktu, dapat jadwal ujian... Ternyata, di kehidupan kita ujian tidak pernah libur... Sadar atau enggak, siap atau tidak harus siap. Gak ada yang bisa absen apalagi titip absen. Rakyat jelata, atau pun kaum biru. Kaya atau miskin. Anak-anak atau dewasa, laki-laki atau perempuan. Ujian tetap datang baik dalam bentuk ujian kesenangan atau pun dalam bentuk kesusahan. Dalam keadaan senang, berkecukupan, mewah, semua dapat Allah jadikan ujian bagi manusia. Dan ujian kesenangan lebih membahayakan. Karena manusia biasanya lebih mudah lupa pada Allah diwaktu senang. Diantara bentuk ujian kesusahan adalah sakit . Banyak hal yg dilakukan agar tidak sakit. Olah raga, gaya hidup, supplement food, obat, dokter, mengatur pola makan, dll. Tapi bila sakit itu datang, tidak ada seorang pun yg mampu mengelaknya. Bentuk lain adalah kemiskinan . Manusia takut kemiskinan. Segala daya upaya diusahakan supaya

Bersyukur Lebih Berat dari Bersabar

Ada semburat merah di wajah-wajah muslim dan muslimah yang beriringan meninggalkan mesjid dan tanah lapang. Sejadah belum sempat terlipat… masih bertengger di atas bahu. Shalat ied baru saja dilakukan…. Bergegas saling menghampiri. Suasana bermaaf-maafan dengan kawan, tetangga, dan keluarga. Anak kecil, tua, muda. Andai suasana itu terjadi setiap hari…. Sedang langit pun yang cerah tak terasa panasnya menyengat kulit. Fakir Miskin ataupun kaya. Bahagia dan rasa syukur dalam hati karena diizinkan melewati ini semua. Bila menyebut mengenai syukur, teringat firman Allah SWT  “Kalau kamu bersyukur atas nikmat-nikmat-Ku, Aku akan tambah lagi nikmat-nikmat-Ku. Tetapi kalau kamu kufur nikmat, ingatlah sesungguhnya siksa-Ku amat pedih.” (Surah Ibrahim: 7)  Mari kita perhatikan hidup manusia dengan teliti, akan didapati manusia sedetik pun tidak terlepas dari ujian. Manusia diuji dengan ujian kesusahan dan ujian nikmat yang silih berganti. Kemudian manusia dituntut supaya bersabar dalam meneri

Kesulitan adalah sumber penghasilan

"Bentar lagi bulan Puasa ........." kalimat itu mengandung arti banyak. Tergantung siapa yang sedang mengucapkannya... Kalau kalimat itu datang dari seorang ibu, mungkin ia sedang merencanakan sesuatu untuk rumah tangganya. Jika ia adalah seorang Pengelola sebuah EO, tentu suatu program acara yg direncanakannya. Begitu juga bila ia adalah seorang Direktur HRD. Atau bila ia adalah seorang Asisten Rumah Tangga...... Bahkan bila ia adalah seorang anak kecil sekalipun......... "Bentar lagi lebaran......" Kalimat itu menyusul....... Dan "Bentar lagi harus ngantor lagi, nih................" atau "Bentar lagi anak-anak mulai sekolah.." Itulah serangkaian topik yang ada diantara kita. Bila ditelusuri pasti ada 1 ranting yang berbunga sama. "....si mbak pulang kampung, gak bisa balik lagi..." atau "gimana ya? aku belum ada pembantu..." Ternyata ada sebuah peran besar yg kosong...... Sementara panggung sandiwara tetap harus diteruska